Karangan Ilmiah
Pengertian
Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.
Bentuk
Karya Ilmiah
Dalam
karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah
yang dibukukan, dan buku ilmiah.
- Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah
pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal
ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
- Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya
disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang
S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
- Buku Ilmiah
Buku
ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh
sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah
dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Macam-Macam
Karya Ilmiah:
- Skripsi
Skripsi
adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian
langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
- Tesis
Tesis
adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis
mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan
kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu
dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan
dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
- Disertasi
Disertasi
adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang
bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru
dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sifat
Karya Ilmiah:
Formal harus memenuhi
syarat:
- Lugas dan tidak emosional
Mempunyai
satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang
lain).
- Logis
Disusun
berdasarkan urutan yang konsisten.
- Efektif
Satu
kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
- Efisien
Hanya
mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
- Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
Ciri-Ciri
Karya Ilmiah:
- Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
- Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
- Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
- Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Contoh Karangan Ilmiah
BAHAYA
SAMPAH DI LINGKUNGAN SMA
NEGERI 1
STTU JULU
Oleh
SAUTMO
NIPANTA BERUTU
KELAS XI IPA
SMA NEGERI 1
STTU JULU
KABUPATEN
PAKPAK BHARAT
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan perlindunganNyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan dengan tuntas karya ilmiah ini sesuai dengan harapan
penulis.
Penulis
menulis karya ilmiah ini dengan judul “Bahaya Sampah di Lingkungan SMA Negeri 1
STTU JULU” melihat telah rendahnya pandangan warga SMA STTU JLU terhadap bahaya
sampah yang telah merogoti bumi pertiwi yang kita cintai ini. Adapun tujuan
karya ilmiah yang penulis paparkan dalam penulisan ini adalah untuk
menyampaikan kepada pembaca ataupun pendengar betapa bahayanya sampah di
lingkungan sekolah yang kita dambakan ini. Agar kita sekiranya dapat
menanggulanginya dan menciptakan sekolah yang kita harapkan. Dan penulisan ini
juga bertujuan untuk menyelesaikan tugas Karya Ilmiah yang diberikan oleh guru
Bahasa Indonesia penulis.
Harapan
penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah agar kita sebagai siswa secara
khusus, dan kita sebagai warga sekolah secara umum dapat menanggulangi sampah
dan mengerti tentang bahaya sampah.
Demikian
penulis perbuat apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun dalam isi karya
ilmiah ini penulis meminta maaf. Dan akhir kata penulis mengucapkan
Terimakasih.
Sigalagala, 20 oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………….
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………..
Bab II Pembahasan
A. Bahaya Sampah……………………………………………………….
B. Peran warga
sekolah dalam penanggulangan sampah…………………
C. Pengendalian
Sampah…………………………………………………
D. Metode
penanggulangan sampah……………………………………...
Bab III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….
BAB I
1. PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan dan tidak berguna lagi bagi kehidupan Mahluk hidup. Zaman ini sampah
telah merajalela. Dimana-mana dapat ditemui tumpukan- tumpuka sampah.
Dilingkungan masayarakat, dilingkungan keluarga, bahkan
dilingkungan sekolah yang seharusnya menjadi contoh terhadap lingkungan
umum malahan menjadi sekolah yang penuh dengan sampah.
SMA Negeri 1 STTU Julu, sebuah
sekolah yang dulunya indah nan asri, sekarang telah dipenuhi dengan sampah.
Sampah bertebaran dimana-mana dibelakang sekolah, ditaman sekolah yang
seharusnya menjadi model keindahan sekolah, dan bahkan di laci-laci siswa
dipenuhi dengan sampah. Menurut pengamatan ilmiah yang penulis telah lakukan,
hal sembrono tersebut terjadi oleh banyak faktor maupun itu faktor dari luar
siswa maupun faktor dari dalam siswa. Adapun faktor utama penyebab hal ini
adalah rendahnya atau minimnya pengetahuan siswa tentang bahaya sampah dimana
para siswa menganggap sampah adalah hal yang sepele dan apabila tidak
ditanggulangi tidak berakibat apa-apa meskipun sesungguhnya sampah adalah musuh
besar bumi yang dapat merusak bumi dan mahluk hidup yang ada didalamnya.
Kedisiplinan dan kepatuhan dalam hal
membuang sampahpun tidak terlaksana lagi dalam lingkungan sekolah. Bahkan
hukuman yang membuang sampah secara sembaranganpun kurang dilaksanakan. Hal ini
sebenarnya dan realitasnya karena tidak adanya atau kurangnya pantauan dan
bimbingan dari guru akan hal yang di anggap sepele ini yang berhubungan
langsung dengan minat siswa yang sangat minim dalam penanggulangan sampah yang
sebenarnya apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat berdampak positif
bagi kehidupan umum. Ada aksi tentunya ada reaksi. Umpama kimia ini dapat digambarkan
dalam penanggulangan sampah bagi siswa. Ada minat tentunya ada juga cara untuk
menanggulanginya.
OSIS di SMA inipun kurang bertindak
dalam penanggulangan sampah dan tidak terlalu paham betul akan bahaya sampah
serta tidak cekat dalam menanggulangi bahaya fatal tanpa penanggulangan sampah.
Penyediaan sarana fasiltas penanggulangan sampah di sekolah ini sangatlah apa
adanya. Tong sampah yang seharusnya ada disetiap sisi sekolah kurang disediakan
dan kurang dipergunakan dan bahkan fasilitas penanggulangan sampah yang
disediakan sekolah seperti tong sampah sering dirusak dan dipermainkan oleh
para siswa. Sampah organik dan sampah anorganikpun tidak ada dipilah-pilah
alhasil berbagai jenis sampah seperti daunan, kertas, plastik, dan
sepihan-serpihan seng dapat dijumpai dilingkungan sekolah ini. Motivasi,
dukungan serta sosialisasi yang sangat kurang memadai dalam hal penanggulangan
sampah bahkan penanggulangan sampah melauli 3-R (Reduse, Reuse, Recyckle) yang
pada umummya sudah dilaksanakan dalam sekolah-sekolah tidak ada dilakukan dalam
lingkungan sekolah SMA STTU Julu ini.
Berdasarkan penjelassan diatas, maka
penulis perlu menulis karya ilmiah yang berjudul “Bahaya Sampah di Lingkungan
SMA STTU Julu”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan diatas,
penulis menemukan beberapa masalah yang timbul dari hal tersebut antara lain
sebagai berikut:
1.
Apa bahaya sampah yang dapat timbul tanpa
penanggulangan di lingkungan SMA STTU Julu?
2.
Siapa-siapa saja yang harus bertindak dalam
penanggulangan sampah di lingkungan SMA STTU Julu?
3.
Mengapa sampah di lingkungan SMA STTU Julu tidak dapat
terkendali?
4.
Apa metode yang harus dilakukan untuk menanggulangi
sampah di lingkungan SMA STTU Julu?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
1.
Untuk mengetahui apa-apa saja bahaya sampah di lingkungan
SMA STTU Julu.
2.
Untuk mengetahui siapa-siapa saja yang harus bertindak
dalam penanggulangan sampah di lingkungan SMA STTU Julu.
3.
Untuk mengetahui kenapa sampah tidak dapat terkendali
di lingkungan SMA STTU Julu.
4.
Agar paham dan mengerti betul metode dalam
penanggulangan sampah.
BAB II
2. PEMBAHASAN
A. BAHAYA
SAMPAH
Sampah menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah barang-barang buangan atau kotoran seperti daun-daun kering,
kertas-kertas kotor dan sebagainya atau barang yang tidak berharga lagi dalam
dunia masyarakat. Atau sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau
dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia
maupun proses alam
yang belum memiliki
nilai ekonomis. Sedangkan bahaya
adalah sesutu yang dipandang mungkin akan mendatangkan kecelakaan, bencana,
kesengsaraan dan kerugian. Berangkat dari pandangan tersebut dapat dirumuskan
bahwa bahaya sampah adalah barang-barang atau kotoran hasil aktivitas mahluk
hidup yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup itu
sendiri.
Sampah sangatlah
berbahaya bagi kehidupan manusia terutama di lingkungan kehidupan wiatamandala yang belum mengenal
betul apa arti dari bahaya sampah itu sesungguhnya. Hal tersebut dapat dilihat
karena begitu jelas dan transparannya pencemaran lingkungan melalui sampah yang
terjadi dan dilakukan oleh sekolah itu sendiri.
Menurut pengamatan yang
dilakukan oleh penulis, hampir seluruh jenis ragam sampah yang dapat ditemui di
lingkungan masayarakat juga dapat ditemu di sekolah ini. Dalam kehidupan sosial
masayarakat, sampah dapat digolongkan
menjadi 3 jenis. Jenis-jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:
- Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
- Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
- Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Dalam lingkungan SMA ini sampah organik dan sampah
anorganiklah yang paling dan selalu dapat ditemui seperti sampah organik
daun-daunan, kertas-kertas, karton dan lain sebagainya dan sampah anorganik
seperti kaleng-kaleng, plastik, besi, aluminium dan seng yang pastinya akan
berdampak buruk atau bisa dikatakan berbahaya bagi kesehatan, keindahan,
kenyamanan serta keamanan dalam melakukan proses belajar-mengajar di sekolah.
Hal tersebut biasanya terjadi karena seiring perkembangan terknologi dan
kebudayaan antar sesama manusia yang semakin canggih yang mengakibatkan
penghasilan sampah semakin bertumpuk dan merajalela yang tertuju langsung ke
tingkat bahaya sampah yang semakin tinggi di lingkungan sekolah tersebut.
Adapun bahaya sampah itu sendiri sangatlah banyak dan sangatlah berbahaya
tetapi akan penulis rangkum ke dalam dua bagian besar yaitu sebagai
berikut:
- Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan
pengelolaan sampah yang
kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok
bagi beberapa organisme
dan menarik bagi
berbagai binatang seperti
lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan
penyakit di lingkungan sekolah yang tentunya dapat menggangu serta
memberi respon negativ bagi warga sekolah. Pengolahan sampah yang kurang
memadai dapat menyebabkan tersebarnya virus berbahaya yang sangat akan
menggannggu aktifitas belajar mengajar
disekolah. Timbunan sampah di sekitar
lingkungan sekolah menjadi tempat sarang nyamuk alhasil sekolah akan menjadi
tempat yang tidak aman dan nyaman lagi karena akan terjadi penyebaran penyakit
bagi warga sekolah itu sendiri.
- Dampak bagi lingkungan
Pembuangan sampah secara
sembarangan, kurangnya peran sekolah atupun OSIS dalam pengontrolan dan
pengendalian sampah serta kurang adanya sikap saling menjaga kebersihan di
lingkungan sekolah menjadi pemicu utama tercemarnya lingkungan. Lingkungan yang
seharusnya menjadi tempat ternyaman berdirinya segala jenis mahluk hidup,
sekarang telah berbaur dengan bongkahan-bongkahan sampah yang di hasilkan
mahluk hidup itu sendiri setiap harinya. Manusia yang diberikan Tuhan akal dan
pikiran malahan menjadi pusat utama pencemaran terhadap lingkungan terutama
lagi pelajar yang seharusnya menjadi pedoman kepada masayrakat yang ada
disekelilingnya malahan menjadi propokator dalam pembuangan sampah secara
sembarangan. Bila dipahami secara mendetail akan sangat merugikan apabila kita
tidak menjaga lingkungan kita. Memang sekarang SMA STTU JULU belum terlalau
dipenuhi oleh tumpukan-tumpukan sampah tapi bayangkan saja 5 tahun kedepan
tanpa pengendalian sampah tidak diragukan lagi akan terjadi berbagai masalah di
SMA ini seperti longsor akibat tumpukan-tumpukan sampah. Jadi sekarang kita
harus bisa mengontrol dan tetap menjaga nilai-nilai estetika terhadap
lingkungan kita sendiri agar sekolah tidak menjadi sarang bencana bagi
generasi-generasi pelajar SMA STTU JULU berikutnya.
B.
PERAN WARGA SEKOLAH
DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH
Inti utama proses
pembelajaran pada jaman ini adalah untuk menciptakan siswa-siswi yang memiliki
moral dan etika baik terhadap sosial
maupun lingkungannya. Peran guru sangatlah penting dalam menciptakan SMA
STTUJULU yang indah dan nyaman sebagai tempat belajar bagi siswa-siswinya.
Pengontrolan sampah oleh guru sangatlah penting dalam upaya menciptakan pelajar
yang cinta terhadap lingkungannya sendiri. Bimbingan dari guru dan contoh baik
dari guru sangatlah dibutuhkan. Perhatian yang ketat serta pemberian hukuman
kepada siswa yang membuang sampah secara sembarangan merupakan contoh kongkrit
yang harus dan segera harus dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu
setiap siswa seharusnya selalu memiliki rasa cinta terhadap lingkungannya,
selalu berperan aktif dalam kegiatan penanggulangan sampah dan selalu
menumbuhkan kreatifitas-kretifitas baru dalam pencegahan bahaya sampah karena
sebagai siswa yang baik seharusnya memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme
serta taat akan aturan sekolah yang melarang pembuanagan sampah secara
sembarangan.
Pengembangan kreatifitas
siswa harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan siswa. Pengembangan ini
dapat dilakukan dengan memberiakan motivasi seperti sosialisasi dari dalam
sekolah itu sendiri seperti OSIS atupun pengarahan guru atau dari luar sekolah
itu seperti instansi pemerintahan dan orangtua siswa. Dengan mengadakan
pemberian informasi pembinaan
mengenai bahaya sampah tersebut,
tentunya siswa akan merasa tedorong dan dibebankan tanggungjawab akan bahaya
sampah yang harus di tanggulangi sedemikian rupa untuk menghasilakan sekolah
yang aman, nyaman, dan indah.
Dalam penanggulangan
sampah setiap warga sekolah khususnya para pelajar harus rela mengorbankan
tenaga, waktu dan materi. Dan ada baiknya jikalau peraturan dalam hal ini
diperkuat dalam bimbingan siswa, dan memberi hukuman pada setiap siswa yang
membuang sampah secara sembarangan. Dengan perihal tersebut warga sekolah akan
mampu beradaptasi terhadap bahaya sampah
di sekolah.
C.
PENGENDALIAN SAMPAH
Pengendalian sampah di
lingkungna sekolah tidak semudah yang dipikirkan karena setiap warga sekolah
harus mamiliki pola pikir atau pemikiran yang sama mengenai bahaya sampah
tersebut. Misalnya warga SMA STTU Julu setiap warga sekolahnya harus sepikir
dan konsisten akan pengendalian sampah tersebut. Apabila setiap warga sekolah
tidak memiliki pemikiran yang sama akan pengendalian sampah tentunya harapan
untuk mencapai sekolah yang bebas akan sampah hanya akan tinggal impian.
Pengendalian sampah harus dimulai dari tata aturan pengendalian sampah yang
baik. Ini diartikan bahwasanya harus ada
terlebihdahulu satu aturan yang diciptakan oleh atasan (kepala sekolah, guru
atau badan pemerintahan) kemudian diterapkan dalam aktifitas yang berlangsung
disekolah. Sesungguhnya pengendalian sampah sangat sederhana untuk dilaksanakan
apabila pola pikir warga sekolah tersebut sederhana juga dan akan sangat sulit
dilakukan apabila pola pikir sekolah tersebut rumit.
Menurut Manejer
pengolahan sampah Greenaration Indonesia Zulfikar, pengolahan sampah atau
pengendalian sampah dapat bermulai dari lingkungan sekolah. Langkah
pengendalian sampah tersebut adalah sebagai berikut:
- Pahami jenis sampah
Dalam pengendalian sampah disekolah,
terlebih dahulu harus memehami jenis sampah apakah sampah tersebut. Karena
setiap sampah memiliki usia yang berbeda. Usia yang berbeda tersebut
dikarenakan jenis kandungan yang berbeda-beda pada setiap jenis sampah.
Misalnya sampah plastik yang sering digunakan warga sekolah SMA STTU Julu dalam
melakukan aktifitas sekolah yang kandungan kimia berbahayanya sangat tinggi
yang menyebabkan lama penguraiannya di alam selama 80-100 tahun ke depan yang
pastinya dapat merusak alam. Tapi misalkan sampah daunan yang hanya mambutuhkan
waktu < 1 bulan untuk terurai yang sangat berbeda dengan sampah plastik.
Jadi kita harus memahami sampah tersebut. Dengan pemahaman tersebut kita dapat
memilahnya apakah masih dapat didaur ulang atau tidak.
- Kurangi kantong plastik
Plastik adalah satu dari beberapa jenis
sampah yang paling berbahaya dan paling banyak digunakan yaitu 170 kantong per
tahun yang dihabiskan setiap orang padahal butuh 12 juta barel minyak dan 14
juta pohon per tahun untuk memproduksi plastik.
Sebagai contoh bayangkan saja warga SMA STTU Julu adalah 200 orang X 170
plastik= 3400 kantong plastik yang digunakan warga SMA STTU Julu dalam setahun
tanpa pengendalian. Bagaimana dengan seluruh manusia di dunia? Mungkin tidak
terhitung lagi. Kandungan bahaya plastik
yaitu BPA (Bisphenol-A). BPA adalah materi pengikat untuk membentuk
polycarbonate (PC), yang merupakan bahan alternatif untuk membuat berbagai
perangkat plastik, seperti peralatan makan dan minum yang sering digunakan
untuk kemasan jajanan kantin atau yang lainnya.
Zat kimia ini merupakam zat beracun yang sering ditemui pada botol
minuman yang dijual bebas di pasaran dan yang lebih ekstrimnya lagi zat ini
akan sangat bereaksi apabila sering dipanaskan/ disteril. Dan apabila
dipanaskan zat ini akan melumer dan masuk kedalam makanan dan minuman yang kita
komsumsi akibatanya sangat fatal karena BPA akan merusak system reproduksi
ovarium, otak, dan sistem saraf manuasia. Beda lagi dengan platik kresek dan plastik
PVC sebagai wadah makana siap santap yang paling sering kita lihat beredar di sekolah kita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh badan POM kantong plastik dan PVC banyak mengandung
unsur kimia yang sangat berbahaya yaitu senyawa timbal (Pb), cadmium (Cd),
timah putih (Sn) yang dapat menyebabkan kangker dan penyakit berbahaya lainya
bagi warga sekolah yang menggunakannya
dan tentunya setelah dibuang unsur kimia berbahaya tersebut akan
mengendap dilingkungan sekolah kita yang menyebabkan tanah sekolah menjadi
gersang dan tandus.
- Hemat kertas
Kertas sebagai kebutuhan pokok setiap
siswa di seluruh dunia merupkan salah satu sampah yang paling banyak di SMA
STTU Julu. Pengendalian kertas sangatlah penting pada pengendalian sampah di
SMA kita. Kertas merupakan sampah organik karena terbuat dari tumbuhan tetapi
dapat juga dikelompokkan kedalam sampah anorganik karena dapat didaur ulang
tetapi lebih mengacu pada sampah organik karena dilihat juga dari sisi lama
penguraiaanya. Jadi kita sebagai pelajar sudah semestinya menggunakan dan
memanfaatkan kertas seperlunya, jangan menyianyiakan kertas karena kita harus
mengingat fakta bahwasanya 1 rim kertas (500 lembar) setara dengan 1 batang
pohon dan diperkirakan 2,75 miliar pohon dibutuhkan setiap tahun untuk
memproduksi kertas. Jadi kita sebagai siswa SMA STTU Julu bermulailah berpikir
akan bagaimana generasi berikutnya tanpa pohon karena telah habis untuk
memproduksi kertas. Jadi dengan hemat kertas maka sampah kertas akan berkurang
di sekolah kita alhasil sekolah kita bebas dari sampah kertas.
- Hemat air
Air di SMA STTU Julu sangatlah minim
bukan? Faktanya 100 % air yang ada di bumi, 97 % adalah air laut dan 3 % adalah
air tawar itupun tidak seluruhnya yang bisa dikomsumsi. Bayangkan saja jikalau
sampah beracun banyak maka air tersebut akan kotor dan tidak dapat lagi di
komsumsi maka air di lingkungan sekolah kita akan semakin minim. Begitupula
dengan dunia kita jikalau sampah banyak maka air bersih tidak akan banyak lagi.
Karena kita mengetahui bahwasanya Air adalah sumber hidup. Jadi bagaimana bisa
hidup apabila air tidak ada lagi? Jadi kita mulai dari sekolah kita untuk hemat
akan air dan membuang sampah secara tidak sembarangan agar sumber hidup kita
semakin bersih.
Jadi ada 4 cara
pengendalian sampah yang harus kita lakuakan di sekolah kita agar sekolah kita
mencapai kesuksesannya dalam pengendalian sampah. Ubah pola pikir lama menjadi
pola pikir baru yang penuh dengan harapan bebas dari sampah agar sekolah kita
asri, sejuk, bersih dan kreatif dalam hal sampah.
D.
METODE PENANGGULANGAN
SAMPAH
1. Pengertian
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan
sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaur-ulangan atau
Pembuangan dari Material Sampah. Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat,
cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.
2. Tujuan
Pengelolaan sampah
merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :
·
Mengubah
sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
·
Mengolah
sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Pengolahan sampah dengan
metode yang baik hampir belum ada di SMA kita. Metode pemusnahan sampah di
lingkungan sekolah kita hanya menggunakan metode bakar saja padahal pemusnahaan
sampah menggunakan metode bakar sangat berbahaya apalagi pembakaran sampah
tersebut tercampur dengan sampah yang non-biodegradable seperti plastik.
Meskipun pembakaran dilakukan dengan jenis sampah tersebut, hasil dari
pembakaran sampah tersebut akan sangat sulit untuk di urai di lingkungan kita.
Pembakaran limbah jenis non-biodegradable ini menghasilakan senyawa yang sangat
merusak kesehatan dan lingkungan kita. Apalagi pembakaran sampah di sekolah
kita akan sangat mengganggu proses belajar mengajar kita karena baunya yang
sangat menyengat karena tercampur dengan sampah berbahaya dan lain lagi asap
yang mengepul di sekolah kita. Pembakaran sampah jenis seperti plastik akan
menambah jenis pencemaran yang ada. Pembakaran ini juga faktanya sangat besar
bahayanya karena menurut penelitian para pakar kimia jumlah pembakaran 1 ton
sampah plastik akan menghasilkan jumlah karbon dioksida yang sama dengan 1 ton.
Gas-gas berbahaya yang dihasilakan oleh pembakaran sampah plastik adalah antara
lain gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2),
dioxin dan furan. Gas- gas ini dapat menyebabkan kangker, perubahan system
hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, penekanan
terhadap system kekebalan tubuh dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan
penyakit chlorance. Tetapi untunglah di lingkungan sekolah kita masih banyak
tumbuh pepohonan yang dapat menampung jenis gas berbahaya tersebut. Tapi
bayangkan saja jika dilakukan pembakaran yang terus menerus dan sampah semakin
banyak dihasilkan dari sekolah kita bahkan tumbuhanpun akan mati dan layu
karena tidak dapat menahan semua jenis gas tersebut. Jadi ada baiknya jika kita
melakukan metode pengolahan sampah dengan cara yang baik dan tidak mencemari
lingkungan. Metode pengolahan sampah yang dapat kita lakukan adalah sebagai
berikut:
1.
Metode
pembuanagan
Metode pembuangan adalah salah satu metode
paling populer dikalangan sekolah-sekolah dimana kita disarankan untuk membuang
sampah-sampah tersebut kemudian menguburnya atau membuang sampah ke temapt
penampungan sampah. Tetapi dilakukan dengan cara yang tetap ramah terhadap lingkungan. Hal ini
bukan semata-mata dilakukan dengan membuang sampah secara sembarangan yang
sekolah kita biasa lakukan. Tetapi hal ini dilakukan dengan teknik yang akan
memenuhi tujuan dari pengolahan sampah.
Metodenya adalah sebagai berikut:
- Mengumpulkan semua jenis sampah
- Memilah-milah sampah artinya apakah sampah tersebut jenis sampah organik atau anorganik.
- Mengumpulkan sampah organiknya saja seperti daunan dan menyisihkan sampah anorganik ke tempat yang telah disediakan
- Melubangi tanah
- Menuangkan sampah organik tersebut kedalam lubang tersebut
- Menimbun sampah tersebut dengan tanah
Setelah melakukan proses tersebut maka
kita hanya perlu menunggu kira-kira 1 atau 2 bulan setelah
mikroorganisme-mikroorganisme memprosesnya didalam tanah hasilnya kita dapat
menggali kembali tanah tersebut dan sampah telah berubah menjadi tanah yang hitam dan tentunya kaya akan unsur
hara yang dapat kita gunakan untuk memupuk bunga atau pekarangan yang ada
disekolah kita. Hal pengolahan ini telah memenuhi tujuan pengolahan sampah.
2.
Metode
3-R
3-R yaitu singkatan dari Reuse, Reduce,
dan Recycle.
Reuse belarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Contoh: menggunakan sisi kertas yang masih
kosong untuk menulis, menggunakan botol bekas sebagai tempat pulpen, dan
menggunakan e-mail untuk mengirim surat
Reduce belarti mengurangi segala sesuatu
yang mengakibatkan sampah.
Contoh: Membeli produk dengan kemasan yang
dapat di daur ulang, menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
misalnya alat tulis yang tintanya bisa diisi ulang kembali, menggunakan kedua
sisi kertas untuk menulis, dan menghindari pembelian barang-barang yang
menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar dan yang tidak perlu.
Recycle belarti mengolah kembali (daur
ulang) sampah menjadi barang atau produk yang bermanfaat.
Contoh: Memilih produk dengan kemasan yang
dapat didaur ulang dan mudah terurai, membuat karya seni atau kerajinan tangan
dari sampah, mengolah sampah organik menjadi kompos.
Pengolahan sampah melalui 3-R diatas dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan tanpa biaya. Yang hanya
dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita dalam melakukannya bahkan
hasil dari pengolahan sampah melalui 3-R tersebut dapat menghasilkan keuntungan
materi bagi kita yang melakukan karena dapat menjual hasil daur ulang kita.
Dengan melakukan pengolahan sampah melalui 3-R tersebut penulis dapat menjamin
sampah yang ada di sekolah akan dapat teratasi dan tujuan dari pengolahan
sampah dapat tercapai.
3.
Metode
penghindaran dan pengurangan
Metode yang berikutnya adalah metode
penghindaran dan pengurangan. Sebenarnya sampah yang ada di dunia ini secara
umum dan sampah yang ada di sekolah kita secara spesifik tidak dapat
dimusnahkan atau diatasi secara keseluruhan tapi dapat dihindari dan dikurangi
dengan cara, metode atau langkah-langkah yang kita ingin lakukan. Sekarang
intinya semuanya bergantung pada diri kita masing-masing mau kita bagaimanakan
sampah tersebut. Yang terpenting kita memiliki usaha dalm mengatasinya. Dan
salah satu cara yang paling simpel adalah dengan cara menghindari atau
menguranginya. Yang terpenting kita tahu bagaimana cara agar zat sampah
tersebut tidak terbentuk atau metode ini sering disebut dengan “penguangan
sampah”. Contoh kongkrit yang dapat kita temui di lingkungan sekolah kita seperti:
- Menggunakan serbet untuk menghindari pemakaian sampah tissue yang penggunaanya sekali pakai
- Penggunaan kembali bekas pakai seperti buku lama yang digunakan sebagai buku buram, dan lain sebagainya.
Dari beberapa metode
tersebut setidaknya kita sebagai anak didik SMA STTU Julu mampu dan akan
melakukan salah satu atau keseluruhan dari beberapa metode tersebut agar
kiranya tercipta sekolah yang indah, bebas dari sampah, dan sesuai dengan
idaman kita.
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan dan pemaparan karya
ilmiah tentang bahaya sampah di SMA STTU Julu diatas penulis dapat mengambil
beberapa hal terpenting sebagai kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Sampah
adalah suatu
bahan yang terbuang
atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses
alam yang belum
memiliki nilai ekonomis
2.
Bahaya
sampah adalah barang-barang atau kotoran hasil aktivitas mahluk hidup yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup itu sendiri.
3. Sampah dapat
dibedakan menjadi 3 bagaian besar yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan
sampah bahan bercun dan berbahaya.
4. Bahaya
sampah sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia atau mahluk hidup dan bagi
lingkungan akan pencemaran yang berasal dari sampah.
5. Seluruh
warga sekolah berperan dalam penanggulangan sampah termasuk kepala sekolah,
guru, siswa, pemerintahan, dan orangtua siswa.
6. Pengendalian
sampah di sekolah dilakukan dengan 4 cara yaitu
- Pahami atau kenali sampah, kurangi penggunaan sampah plastik, hemat kertas, dan hemat air.
7. Pengelolaan
sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaur-ulangan atau
Pembuangan dari Material Sampah yang melibatkan zat padat, cair, gas, atau
radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
8. Pengelolaan
sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
9.
Metode
pengolahan sampah dibedakan atas 3 metode yaitu metode pembuangan, metode 3-R,
metode penghindaran dan pengurangan.
10.
Reuse
belarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang
sama ataupun fungsi lainnya, Reduce belarti mengurangi segala sesuatu yang
mengakibatkan sampah, dan Recycle belarti mengolah kembali (daur ulang) sampah
menjadi barang atau produk yang bermanfaat.
B.
SARAN
1.
Cara pengendalian
sampah yang paling
sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari
dalam diri untuk
tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga
control sosial budaya
sekolah atau tata aturan
untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang
harus dihadapkan pada
masalah tertentu. Peraturan
yang tegas dari
sekolah juga sangat
diharapkan karena jika
tidak maka para
perusak lingkungan akan
terus merusak sumber
daya alam.
2. SMA Negeri 1 STTU Julu adalah SMA yang
termasuk masih kecil dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang ada di
Indonesia. Sudah sangat banyak sekolah yang menerapkan sitem pengolahan sampah
karena mereka tahu bahaya sampah yang sesungguhnya. Ada baiknya jika kita
menerapkan sistem yang sama dengan sekolah yang sudah di anggap maju tersebut
agar kita tidak dipandang kecil lagi oleh sekolah lain.
3.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang dapat mengharagi lingkungan
sekolah itu sendiri. Jadi ada baiknya jika kita menetapkan pandangan tersebut
terhadap sekolah kita karena tidak perlu otak bagus tanpa moral yang baik juga.
Jadi mari kita tetap mengulurkan tangan untuk menjamin sekolah kita tetap
dibanggakan atas kebersihannya.
4. Kalimat
mutiara yang mengatakan “Untuk mencapai kesuksesan 99% adalah dari usaha kita
1% sisanya dari otak kita”. Ini menjelasakan agar kita tidak terlalu
merendahkan diri atas diri kita jangan terlalu berpikir hanya orang yang
derajatnya tinggi saja yang bisa menghasilkan uang dari pengolahan sampah. Apabila ada minat dan usaha kita yakinlah
kita akan bisa melakukannya dan meraih kesuksesan itu.
5. Untuk mencapai kebersihan sekolah tanpa sampah
seharusnya harus melibatkan seluruh warga sekolah agar PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) dapat dijalankan oleh seluruh warga sekolah itu sendiri.
6. Untuk menjalankan metode atau langkah-langkah dalam
kebersihan lingkungan, mari kita tetap tanamkan prinsip ‘Bersih Pangkal Sehat’
karena kesehatan lebih berharga dari segalanya. Disamping itu mari kita tetap
kuatkan iman dan kepercayaan kita agar apa yang kita lakukan kiranya diberkati
dan diridoi oleh Tuhan yang maha esa.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S.
2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Daniel,
Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah
Poerwadarminta,
wjs. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
Soekidjo, Notoatmodjo.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta
Sumber :
Karangan Non Ilmiah
Pengertian
Karangan Non Ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan
fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri
– ciri Karangan Non Ilmiah:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
- Fakta yang disimpulkan subyektif.
- Gaya bahasa konotatif dan populer.
- Tidak memuat hipotesis.
- Penyajian dibarengi dengan sejarah.
- Bersifat imajinatif.
- Situasi di dramatisir.
- Bersifat persuasif.
- Tanpa dukungan bukti.
Sifat
Karangan Non Ilmiah:
Emotif
yaitu sedikit informasi, kemewahan &
cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis.
Persuasif
yaitu cukup informatif, penilaian fakta
tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan
cara berpikir pembaca,
Diskriktif
yaitu informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya,
pendapat Pribadi,
Kritik
tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik,
berisi bahasan dan kadang-kadang mendalam tanpa bukti, berprasanka
menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa
Macam-Macam
Karya Non Ilmiah:
Cerpen
:
Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang
suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
Dongeng
: Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi
suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.
Novel
: Bentuk sastra yang paling popular didunia. Yang merupakan karya sastra yang
mempunya unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
Drama
:
Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki
bagian untuk diperankan oleh actor.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah,
semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam
karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, easi,
resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, cerpen,
novel, hikayat, roman, puisi, dan naskah.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati
dari beberapa aspek. P{ertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian(faktual objektif). Faktual Objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bhasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Contoh
Karangan Non Ilmiah:
SI MANIS
JEMBATAN ANCOL
Film Si Manis
Jembatan Ancol produksi tahun 1973 merupakan salah satu film cerita yang sudah
melegenda di masyarakat.
Maria (Lenny Maria)
dan John (Farouk Afero) seorang anak Kompeni yang merupakan anak buah blasteran
Belanda Manado adalah sepasang kekasih. Maria yang seorang Melayu dan John
meski seorang Belanda namun berkulit hitam. Bagi teman-teman John, Maria adalah
seorang anak yang kampungan. Namun demikian banyak orang yang suka akan suara
Maria sehingga dalam beberapa pesta Maria di undang untuk menghadirinya dan di
daulat untuk menyanyi.
Namun sayang hubungan
Maria dan John tidak di setujui oleh kedua orang tua mereka, sehingga untuk
berpacaran mereka selalu melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Ayah John
menginginkan kalau anaknya akan menikah dengan seorang Belanda juga bukan
seorang inlander, demikian sebutan bagi warga pribumi oleh Belanda kala itu.
Sementara itu ayah Maria yang sedang sakit Haji Acim (Mansyur Syah) juga
demikian, ia menginginkan anaknya memiliki suami orang pribumi yang taat dan
soleh.
Mengingat sakitnya
yang kian parah, Haji Acim menyuruh Maria untuk mengenalkan pacarnya padanya.
Maka segeralah Maria berangkat ke rumah John untuk mengajaknya kerumah, namun
belum lagi masuk kedalam, Maria sudah di usir oleh ayah John yang mengatakan
kalau ia tidak butuh babu. Maria sedih dan kecewa, ia pun pulang dengan
menumpang Sado. Melihat kesedihan penumpangnya, maka supir Sado, Husin
(Krisbiantoro) pun iseng-iseng menanyakan penyebabnya pada Maria. Setelah
berhasil mengeluarkan uneg-unegnya, maka Husin pun akhirnya bersedia membantu
Maria untuk berpura-pura menjadi pacar Maria yang akan di kenalkan pada Haji
Acim yang sedang sakit keras. Maka datanglah Husin ke pada Haji Acim dan
mengaku telah berpacaran selama 5 bulan. Selama itu pula Maria belum pernah
mengenalkannya pada ayahnya.
Sementara itu, ketika
Maria sedang mencuci pakaian di kali, John menyusulnya ke kali dan akan mencium
Maria. Namun Maria menolaknya yang membuat John menjadi kesal. Sepulang dari
mencuci, Maria sudah ditunggu oleh uwaknya di jalan, agar Maria segera
menjemput Husin atas perintah Haji Acim ayahnya. Maria di buat bingung, namun
agar tidak terjadi apa-apa maka Maria menuruti perintahnya dan segera menjemput
Husin.
Setelah Maria dan
Husin sampai di rumah, maka baru tahulah ia kalau keduanya akan di nikahkan,
karena Haji Acim merasa waktunya sudah dekat walau ajal adalah urusan yang Maha
Kuasa. Kali ini untuk menyenangkan orangtuanya lagi-lagi Maria meminta tolong
kepada Husin agar ia mau menikahinya secara pura-pura dengan syarat setelah
seminggu diceraikan dan tidak boleh tidur sekamar. Karena merasa sudah
menolong, maka Husin pun setuju untuk menolong sekalian. Maria dan Husin pun di
nikahkan di hadapan penghulu dan secara hokum pernikahan mereka pun sah.
Haji Acim pun senang
dan sayang sekali kepada menantunya. Masalah lain timbul, setelah menikahi
Maria, Husin mulai jatuh cinta pada Maria dan menuntut Maria untuk melayaninya
sebagai suami istri, namun sayang Maria tidak rela begitu saja. Sehingga Husin
pun menerima saja, dan tidak jadi melakukan hubungan suami istri.
*****
Di Jalan Husin
bertemu dengan John yang sepedanya mogok, john menumpang pada Sado Husin dan
minta di antarkan pada rumah Maria. Setelah sampai di rumah Maria, dengan
siulan khasnya, John memanggil Maria untuk keluar. Maka bertemulah mereka
berdua, dan akhirnya Maria berterus terang kalau dirinya sudah menikah
pura-pura dengan Husin, namun Husin yang menguping tidak terima kalau ia
menikah pura-pura, ia pun berterus terang pada John kalau pernikahanya adalah
sah. John pun marah. Husin dan John berkelahi, sementara Maria lari kerumah
setelah diberi pilihan oleh John untuk memilih ia atau Husin.
Akibat perkelahian
dengan John, dampaknya Husin menjadi buronan Kompeni. Ia pun tertembak ketika
sedang berlari menghindar dari Kompeni yang mencarinya, sementara itu Maria
kabur dari rumah. Dalam proses melarikan diri, Maria di ganggu oleh orang jahat
dan harta bendanya pun di rampas. Keesokan harinya, orang-orang di buat heboh
atas ditemukannya seorang mayat wanita. Sementara itu atas kaburnya Maria,
Husin berusaha mencarinya, dan menemukan orang yang merampas baju-baju Maria
dan menjualnya di pasar. Husin pun membelinya dan membawannya kerumah Haji
Acim. Akhirnya mereka yakin kalau mayat perempuan yang mengapung di kali adalah
mayat Maria.
Setelah kematian
Maria di kali Ancol, maka pada malam-malam tertentu Maria sering memunculkan
diri yang membuat orang-orang pun takut.
*****
Maria si manis
jembatan Ancol, atau ada juga yang mengenalnya Mariam, adalah sebuah legenda
yang sampai saat ini masih menjadi misteri ceritanya.
Sumber:
METODE ILMIAH
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah.
Metode ilmiah juga dapat
didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).
Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah (science project).
Metode ilmiah atau proses ilmiah
(bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena
alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah :
1. Untuk meningkatkan keterampilan,
baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan
prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk mengorganisasikan fakta.
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap
kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang
dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data
dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang
rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
Langkah-langkah
Metode Ilmiah :
1. Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris
yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang
terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis
Argumentasi yang menjelaskan
hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan
membentuk konstelasi permaslahan.
Disusun secara rasional berdasrakan
premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan
faktor-faktor empiris yang relefan dengan permasalahannya.
3. Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis
yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian
terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.
Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang
cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
Secara
umum metode penulisan ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
Observasi Awal
Setelah topik yang akan diteliti
dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah
adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu
yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu
pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
- Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
- Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
- Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan
ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan
terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban
ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
- Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
- Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
- Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau
dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek
ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama
atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu
diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika
menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian
yang dilakukan salah.
- Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
- Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua
yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu
diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel
yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti,
yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah
variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
- Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
- Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
- Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
- Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan
ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara
hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang
bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan,
kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih
lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai
dengan hipotesis:
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
LANGKAH-LANGKAH METODE PENULISAN
ILMIAH :
1. Masalah: berawal dari adanya masalah
yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas
pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris
dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai
literatur relevan.
2. Rumusan masalah: Masalah yang
ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan
masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
3. Pengajuan hipotesis: Masalah yang
dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari
penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4. Metode/strategi pendekatan
penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih
metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
5. Menyusun instrumen penelitian:
Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang
instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman
wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur
variabel penelitian.
6. Mengumpulkan dan menganalisis data:
Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan
dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan
dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.
7. Simpulan: Langkah terakhir adalah
membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan
terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan
kebenarannya.
Sumber
:
wikipedia, echyaya.blogspot.com, nadiarahma10.blogspot.com, alphaomega86.tripod.com, sananiria.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar