Pages

Jumat, 17 April 2015

Tugas 2: Karangan Ilmiah, Karangan Non Ilmiah,dan Metode Ilmiah



Karangan Ilmiah



Pengertian Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.

Bentuk Karya Ilmiah

Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.

  •     Karya Ilmiah Berbentuk Makalah

Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.

  •     Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan

Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.

  •     Buku Ilmiah

Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.

Macam-Macam Karya Ilmiah:

  •       Skripsi

Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

  •       Tesis

Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.

  •       Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

Sifat Karya Ilmiah:

Formal harus memenuhi syarat:

  •       Lugas dan tidak emosional

Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).

  •       Logis

Disusun berdasarkan urutan yang konsisten.

  •       Efektif

Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.

  •       Efisien

Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.

  •       Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Ciri-Ciri Karya Ilmiah:

  •     Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

  •     Komponen dan Substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

  •     Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

  •     Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.



Contoh Karangan Ilmiah





BAHAYA SAMPAH DI LINGKUNGAN SMA

NEGERI 1 STTU JULU












 





















Oleh

SAUTMO NIPANTA BERUTU

KELAS XI IPA

SMA NEGERI 1 STTU JULU

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

2013


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan perlindunganNyalah  sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan tuntas karya ilmiah ini sesuai dengan harapan penulis.

            Penulis menulis karya ilmiah ini dengan judul “Bahaya Sampah di Lingkungan SMA Negeri 1 STTU JULU” melihat telah rendahnya pandangan warga SMA STTU JLU terhadap bahaya sampah yang telah merogoti bumi pertiwi yang kita cintai ini. Adapun tujuan karya ilmiah yang penulis paparkan dalam penulisan ini adalah untuk menyampaikan kepada pembaca ataupun pendengar betapa bahayanya sampah di lingkungan sekolah yang kita dambakan ini. Agar kita sekiranya dapat menanggulanginya dan menciptakan sekolah yang kita harapkan. Dan penulisan ini juga bertujuan untuk menyelesaikan tugas Karya Ilmiah yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia penulis.

            Harapan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah agar kita sebagai siswa secara khusus, dan kita sebagai warga sekolah secara umum dapat menanggulangi sampah dan mengerti tentang bahaya sampah.

            Demikian penulis perbuat apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun dalam isi karya ilmiah ini penulis meminta maaf. Dan akhir kata penulis mengucapkan Terimakasih.









Sigalagala, 20 oktober 2013



                        Penulis






DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….                                                                                                                                             

Daftar Isi……………………………………………………………………..                                                                                                                                  

Bab I Pendahuluan    

   A.     Latar Belakang Masalah……………………………………………..

   B.     Rumusan Masalah…………………………………………………….         

   C.     Tujuan Pembahasan…………………………………………………..         

Bab II Pembahasan

   A.    Bahaya Sampah……………………………………………………….        

   B.     Peran warga sekolah dalam penanggulangan sampah…………………       

   C.     Pengendalian Sampah…………………………………………………        

   D.    Metode penanggulangan sampah……………………………………...        

Bab III Penutup

   A.    Kesimpulan……………………………………………………………        

   B.     Saran………………………………………………………………….         

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….





BAB I



    1.      PENDAHULUAN

   A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan dan tidak berguna lagi bagi kehidupan Mahluk hidup. Zaman ini sampah telah merajalela. Dimana-mana dapat ditemui tumpukan- tumpuka sampah. Dilingkungan masayarakat, dilingkungan keluarga,  bahkan  dilingkungan sekolah yang seharusnya menjadi contoh terhadap lingkungan umum malahan menjadi sekolah yang penuh dengan sampah.

SMA Negeri 1 STTU Julu, sebuah sekolah yang dulunya indah nan asri, sekarang telah dipenuhi dengan sampah. Sampah bertebaran dimana-mana dibelakang sekolah, ditaman sekolah yang seharusnya menjadi model keindahan sekolah, dan bahkan di laci-laci siswa dipenuhi dengan sampah. Menurut pengamatan ilmiah yang penulis telah lakukan, hal sembrono tersebut terjadi oleh banyak faktor maupun itu faktor dari luar siswa maupun faktor dari dalam siswa. Adapun faktor utama penyebab hal ini adalah rendahnya atau minimnya pengetahuan siswa tentang bahaya sampah dimana para siswa menganggap sampah adalah hal yang sepele dan apabila tidak ditanggulangi tidak berakibat apa-apa meskipun sesungguhnya sampah adalah musuh besar bumi yang dapat merusak bumi dan mahluk hidup yang ada didalamnya.

Kedisiplinan dan kepatuhan dalam hal membuang sampahpun tidak terlaksana lagi dalam lingkungan sekolah. Bahkan hukuman yang membuang sampah secara sembaranganpun kurang dilaksanakan. Hal ini sebenarnya dan realitasnya karena tidak adanya atau kurangnya pantauan dan bimbingan dari guru akan hal yang di anggap sepele ini yang berhubungan langsung dengan minat siswa yang sangat minim dalam penanggulangan sampah yang sebenarnya apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat berdampak positif bagi kehidupan umum. Ada aksi tentunya ada reaksi. Umpama kimia ini dapat digambarkan dalam penanggulangan sampah bagi siswa. Ada minat tentunya ada juga cara untuk menanggulanginya.

OSIS di SMA inipun kurang bertindak dalam penanggulangan sampah dan tidak terlalu paham betul akan bahaya sampah serta tidak cekat dalam menanggulangi bahaya fatal tanpa penanggulangan sampah. Penyediaan sarana fasiltas penanggulangan sampah di sekolah ini sangatlah apa adanya. Tong sampah yang seharusnya ada disetiap sisi sekolah kurang disediakan dan kurang dipergunakan dan bahkan fasilitas penanggulangan sampah yang disediakan sekolah seperti tong sampah sering dirusak dan dipermainkan oleh para siswa. Sampah organik dan sampah anorganikpun tidak ada dipilah-pilah alhasil berbagai jenis sampah seperti daunan, kertas, plastik, dan sepihan-serpihan seng dapat dijumpai dilingkungan sekolah ini. Motivasi, dukungan serta sosialisasi yang sangat kurang memadai dalam hal penanggulangan sampah bahkan penanggulangan sampah melauli 3-R (Reduse, Reuse, Recyckle) yang pada umummya sudah dilaksanakan dalam sekolah-sekolah tidak ada dilakukan dalam lingkungan sekolah SMA STTU Julu ini.

Berdasarkan penjelassan diatas, maka penulis perlu menulis karya ilmiah yang berjudul “Bahaya Sampah di Lingkungan SMA STTU Julu”



   B.     PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menemukan beberapa masalah yang timbul dari hal tersebut antara lain sebagai berikut:

1.      Apa bahaya sampah yang dapat timbul tanpa penanggulangan di lingkungan SMA STTU Julu?

2.      Siapa-siapa saja yang harus bertindak dalam penanggulangan sampah di lingkungan SMA STTU Julu?

3.      Mengapa sampah di lingkungan SMA STTU Julu tidak dapat terkendali?

4.      Apa metode yang harus dilakukan untuk menanggulangi sampah di lingkungan SMA STTU Julu?



   C.    TUJUAN PEMBAHASAN

1.      Untuk mengetahui apa-apa saja bahaya sampah di lingkungan SMA STTU Julu.

2.      Untuk mengetahui siapa-siapa saja yang harus bertindak dalam penanggulangan sampah di lingkungan SMA STTU Julu.

3.      Untuk mengetahui kenapa sampah tidak dapat terkendali di lingkungan SMA STTU Julu.

4.      Agar paham dan mengerti betul metode dalam penanggulangan sampah.





 BAB II

   2.     PEMBAHASAN

   A.    BAHAYA SAMPAH

Sampah menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah barang-barang buangan atau kotoran seperti daun-daun kering, kertas-kertas kotor dan sebagainya atau barang yang tidak berharga lagi dalam dunia masyarakat. Atau sampah adalah suatu  bahan  yang  terbuang  atau  dibuang  dari  sumber  hasil  aktivitas  manusia  maupun  proses  alam  yang  belum  memiliki  nilai  ekonomis. Sedangkan bahaya adalah sesutu yang dipandang mungkin akan mendatangkan kecelakaan, bencana, kesengsaraan dan kerugian. Berangkat dari pandangan tersebut dapat dirumuskan bahwa bahaya sampah adalah barang-barang atau kotoran hasil aktivitas mahluk hidup yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup itu sendiri.

Sampah sangatlah berbahaya bagi kehidupan manusia terutama di lingkungan  kehidupan wiatamandala yang belum mengenal betul apa arti dari bahaya sampah itu sesungguhnya. Hal tersebut dapat dilihat karena begitu jelas dan transparannya pencemaran lingkungan melalui sampah yang terjadi dan dilakukan oleh sekolah itu sendiri.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis, hampir seluruh jenis ragam sampah yang dapat ditemui di lingkungan masayarakat juga dapat ditemu di sekolah ini. Dalam kehidupan sosial masayarakat, sampah  dapat digolongkan menjadi 3 jenis. Jenis-jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:

  • Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.

  • Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.

  • Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.



Dalam lingkungan SMA ini sampah organik dan sampah anorganiklah yang paling dan selalu dapat ditemui seperti sampah organik daun-daunan, kertas-kertas, karton dan lain sebagainya dan sampah anorganik seperti kaleng-kaleng, plastik, besi, aluminium dan seng yang pastinya akan berdampak buruk atau bisa dikatakan berbahaya bagi kesehatan, keindahan, kenyamanan serta keamanan dalam melakukan proses belajar-mengajar di sekolah. Hal tersebut biasanya terjadi karena seiring perkembangan terknologi dan kebudayaan antar sesama manusia yang semakin canggih yang mengakibatkan penghasilan sampah semakin bertumpuk dan merajalela yang tertuju langsung ke tingkat bahaya sampah yang semakin tinggi di lingkungan sekolah tersebut. Adapun bahaya sampah itu sendiri sangatlah banyak dan sangatlah berbahaya tetapi akan penulis rangkum ke dalam dua bagian besar  yaitu sebagai  berikut:

  •       Dampak  bagi  kesehatan

Lokasi  dan  pengelolaan  sampah  yang  kurang  memadai  (pembuangan  sampah  yang  tidak terkontrol)  merupakan  tempat  yang  cocok  bagi  beberapa  organisme  dan  menarik  bagi  berbagai  binatang  seperti  lalat  dan  anjing  yang  dapat  menimbulkan  penyakit di lingkungan sekolah yang tentunya dapat menggangu serta memberi respon negativ bagi warga sekolah. Pengolahan sampah yang kurang memadai dapat menyebabkan tersebarnya virus berbahaya yang sangat akan menggannggu  aktifitas belajar mengajar disekolah.  Timbunan sampah di sekitar lingkungan sekolah menjadi tempat sarang nyamuk alhasil sekolah akan menjadi tempat yang tidak aman dan nyaman lagi karena akan terjadi penyebaran penyakit bagi warga sekolah itu sendiri.



  •       Dampak bagi lingkungan

Pembuangan sampah secara sembarangan, kurangnya peran sekolah atupun OSIS dalam pengontrolan dan pengendalian sampah serta kurang adanya sikap saling menjaga kebersihan di lingkungan sekolah menjadi pemicu utama tercemarnya lingkungan. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat ternyaman berdirinya segala jenis mahluk hidup, sekarang telah berbaur dengan bongkahan-bongkahan sampah yang di hasilkan mahluk hidup itu sendiri setiap harinya. Manusia yang diberikan Tuhan akal dan pikiran malahan menjadi pusat utama pencemaran terhadap lingkungan terutama lagi pelajar yang seharusnya menjadi pedoman kepada masayrakat yang ada disekelilingnya malahan menjadi propokator dalam pembuangan sampah secara sembarangan. Bila dipahami secara mendetail akan sangat merugikan apabila kita tidak menjaga lingkungan kita. Memang sekarang SMA STTU JULU belum terlalau dipenuhi oleh tumpukan-tumpukan sampah tapi bayangkan saja 5 tahun kedepan tanpa pengendalian sampah tidak diragukan lagi akan terjadi berbagai masalah di SMA ini seperti longsor akibat tumpukan-tumpukan sampah. Jadi sekarang kita harus bisa mengontrol dan tetap menjaga nilai-nilai estetika terhadap lingkungan kita sendiri agar sekolah tidak menjadi sarang bencana bagi generasi-generasi pelajar SMA STTU JULU berikutnya.



   B.     PERAN WARGA SEKOLAH DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH

Inti utama proses pembelajaran pada jaman ini adalah untuk menciptakan siswa-siswi yang memiliki moral dan etika baik terhadap  sosial maupun lingkungannya. Peran guru sangatlah penting dalam menciptakan SMA STTUJULU yang indah dan nyaman sebagai tempat belajar bagi siswa-siswinya. Pengontrolan sampah oleh guru sangatlah penting dalam upaya menciptakan pelajar yang cinta terhadap lingkungannya sendiri. Bimbingan dari guru dan contoh baik dari guru sangatlah dibutuhkan. Perhatian yang ketat serta pemberian hukuman kepada siswa yang membuang sampah secara sembarangan merupakan contoh kongkrit yang harus dan segera harus dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu setiap siswa seharusnya selalu memiliki rasa cinta terhadap lingkungannya, selalu berperan aktif dalam kegiatan penanggulangan sampah dan selalu menumbuhkan kreatifitas-kretifitas baru dalam pencegahan bahaya sampah karena sebagai siswa yang baik seharusnya memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme serta taat akan aturan sekolah yang melarang pembuanagan sampah secara sembarangan.

Pengembangan kreatifitas siswa harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan siswa. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan memberiakan motivasi seperti sosialisasi dari dalam sekolah itu sendiri seperti OSIS atupun pengarahan guru atau dari luar sekolah itu seperti instansi pemerintahan dan orangtua siswa. Dengan mengadakan pemberian informasi pembinaan  mengenai  bahaya sampah tersebut, tentunya siswa akan merasa tedorong dan dibebankan tanggungjawab akan bahaya sampah yang harus di tanggulangi sedemikian rupa untuk menghasilakan sekolah yang aman, nyaman, dan indah.

Dalam penanggulangan sampah setiap warga sekolah khususnya para pelajar harus rela mengorbankan tenaga, waktu dan materi. Dan ada baiknya jikalau peraturan dalam hal ini diperkuat dalam bimbingan siswa, dan memberi hukuman pada setiap siswa yang membuang sampah secara sembarangan. Dengan perihal tersebut warga sekolah akan mampu beradaptasi  terhadap bahaya sampah di sekolah.



   C.    PENGENDALIAN SAMPAH

Pengendalian sampah di lingkungna sekolah tidak semudah yang dipikirkan karena setiap warga sekolah harus mamiliki pola pikir atau pemikiran yang sama mengenai bahaya sampah tersebut. Misalnya warga SMA STTU Julu setiap warga sekolahnya harus sepikir dan konsisten akan pengendalian sampah tersebut. Apabila setiap warga sekolah tidak memiliki pemikiran yang sama akan pengendalian sampah tentunya harapan untuk mencapai sekolah yang bebas akan sampah hanya akan tinggal impian. Pengendalian sampah harus dimulai dari tata aturan pengendalian sampah yang baik. Ini diartikan bahwasanya  harus ada terlebihdahulu satu aturan yang diciptakan oleh atasan (kepala sekolah, guru atau badan pemerintahan) kemudian diterapkan dalam aktifitas yang berlangsung disekolah. Sesungguhnya pengendalian sampah sangat sederhana untuk dilaksanakan apabila pola pikir warga sekolah tersebut sederhana juga dan akan sangat sulit dilakukan apabila pola pikir sekolah tersebut rumit.

Menurut Manejer pengolahan sampah Greenaration Indonesia Zulfikar, pengolahan sampah atau pengendalian sampah dapat bermulai dari lingkungan sekolah. Langkah pengendalian sampah tersebut adalah sebagai berikut:

  •       Pahami jenis sampah

Dalam pengendalian sampah disekolah, terlebih dahulu harus memehami jenis sampah apakah sampah tersebut. Karena setiap sampah memiliki usia yang berbeda. Usia yang berbeda tersebut dikarenakan jenis kandungan yang berbeda-beda pada setiap jenis sampah. Misalnya sampah plastik yang sering digunakan warga sekolah SMA STTU Julu dalam melakukan aktifitas sekolah yang kandungan kimia berbahayanya sangat tinggi yang menyebabkan lama penguraiannya di alam selama 80-100 tahun ke depan yang pastinya dapat merusak alam. Tapi misalkan sampah daunan yang hanya mambutuhkan waktu < 1 bulan untuk terurai yang sangat berbeda dengan sampah plastik. Jadi kita harus memahami sampah tersebut. Dengan pemahaman tersebut kita dapat memilahnya apakah masih dapat didaur ulang atau tidak.

  •       Kurangi kantong plastik

Plastik adalah satu dari beberapa jenis sampah yang paling berbahaya dan paling banyak digunakan yaitu 170 kantong per tahun yang dihabiskan setiap orang padahal butuh 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon per tahun untuk memproduksi plastik.  Sebagai contoh bayangkan saja warga SMA STTU Julu adalah 200 orang X 170 plastik= 3400 kantong plastik yang digunakan warga SMA STTU Julu dalam setahun tanpa pengendalian. Bagaimana dengan seluruh manusia di dunia? Mungkin tidak terhitung lagi. Kandungan bahaya  plastik yaitu BPA (Bisphenol-A). BPA adalah materi pengikat untuk membentuk polycarbonate (PC), yang merupakan bahan alternatif untuk membuat berbagai perangkat plastik, seperti peralatan makan dan minum yang sering digunakan untuk kemasan jajanan kantin atau yang lainnya.  Zat kimia ini merupakam zat beracun yang sering ditemui pada botol minuman yang dijual bebas di pasaran dan yang lebih ekstrimnya lagi zat ini akan sangat bereaksi apabila sering dipanaskan/ disteril. Dan apabila dipanaskan zat ini akan melumer dan masuk kedalam makanan dan minuman yang kita komsumsi akibatanya sangat fatal karena BPA akan merusak system reproduksi ovarium, otak, dan sistem saraf manuasia. Beda lagi dengan platik kresek dan plastik PVC sebagai wadah makana siap santap yang paling  sering kita lihat beredar di sekolah kita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh badan POM  kantong plastik dan PVC banyak mengandung unsur kimia yang sangat berbahaya yaitu senyawa timbal (Pb), cadmium (Cd), timah putih (Sn) yang dapat menyebabkan kangker dan penyakit berbahaya lainya bagi warga sekolah yang menggunakannya  dan tentunya setelah dibuang unsur kimia berbahaya tersebut akan mengendap dilingkungan sekolah kita yang menyebabkan tanah sekolah menjadi gersang dan tandus.

  •       Hemat kertas

Kertas sebagai kebutuhan pokok setiap siswa di seluruh dunia merupkan salah satu sampah yang paling banyak di SMA STTU Julu. Pengendalian kertas sangatlah penting pada pengendalian sampah di SMA kita. Kertas merupakan sampah organik karena terbuat dari tumbuhan tetapi dapat juga dikelompokkan kedalam sampah anorganik karena dapat didaur ulang tetapi lebih mengacu pada sampah organik karena dilihat juga dari sisi lama penguraiaanya. Jadi kita sebagai pelajar sudah semestinya menggunakan dan memanfaatkan kertas seperlunya, jangan menyianyiakan kertas karena kita harus mengingat fakta bahwasanya 1 rim kertas (500 lembar) setara dengan 1 batang pohon dan diperkirakan 2,75 miliar pohon dibutuhkan setiap tahun untuk memproduksi kertas. Jadi kita sebagai siswa SMA STTU Julu bermulailah berpikir akan bagaimana generasi berikutnya tanpa pohon karena telah habis untuk memproduksi kertas. Jadi dengan hemat kertas maka sampah kertas akan berkurang di sekolah kita alhasil sekolah kita bebas dari sampah kertas.



  •        Hemat air
Air di SMA STTU Julu sangatlah minim bukan? Faktanya 100 % air yang ada di bumi, 97 % adalah air laut dan 3 % adalah air tawar itupun tidak seluruhnya yang bisa dikomsumsi. Bayangkan saja jikalau sampah beracun banyak maka air tersebut akan kotor dan tidak dapat lagi di komsumsi maka air di lingkungan sekolah kita akan semakin minim. Begitupula dengan dunia kita jikalau sampah banyak maka air bersih tidak akan banyak lagi. Karena kita mengetahui bahwasanya Air adalah sumber hidup. Jadi bagaimana bisa hidup apabila air tidak ada lagi? Jadi kita mulai dari sekolah kita untuk hemat akan air dan membuang sampah secara tidak sembarangan agar sumber hidup kita semakin bersih.

Jadi ada 4 cara pengendalian sampah yang harus kita lakuakan di sekolah kita agar sekolah kita mencapai kesuksesannya dalam pengendalian sampah. Ubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang penuh dengan harapan bebas dari sampah agar sekolah kita asri, sejuk, bersih dan kreatif dalam hal sampah.



   D.    METODE PENANGGULANGAN SAMPAH

   1.      Pengertian Pengelolaan Sampah

    Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaur-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah. Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.

   2.      Tujuan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :

·         Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis

·         Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan    hidup.

Pengolahan sampah dengan metode yang baik hampir belum ada di SMA kita. Metode pemusnahan sampah di lingkungan sekolah kita hanya menggunakan metode bakar saja padahal pemusnahaan sampah menggunakan metode bakar sangat berbahaya apalagi pembakaran sampah tersebut tercampur dengan sampah yang non-biodegradable seperti plastik. Meskipun pembakaran dilakukan dengan jenis sampah tersebut, hasil dari pembakaran sampah tersebut akan sangat sulit untuk di urai di lingkungan kita. Pembakaran limbah jenis non-biodegradable ini menghasilakan senyawa yang sangat merusak kesehatan dan lingkungan kita. Apalagi pembakaran sampah di sekolah kita akan sangat mengganggu proses belajar mengajar kita karena baunya yang sangat menyengat karena tercampur dengan sampah berbahaya dan lain lagi asap yang mengepul di sekolah kita. Pembakaran sampah jenis seperti plastik akan menambah jenis pencemaran yang ada. Pembakaran ini juga faktanya sangat besar bahayanya karena menurut penelitian para pakar kimia jumlah pembakaran 1 ton sampah plastik akan menghasilkan jumlah karbon dioksida yang sama dengan 1 ton. Gas-gas berbahaya yang dihasilakan oleh pembakaran sampah plastik adalah antara lain gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dioxin dan furan. Gas- gas ini dapat menyebabkan kangker, perubahan system hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, penekanan terhadap system kekebalan tubuh dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan penyakit chlorance. Tetapi untunglah di lingkungan sekolah kita masih banyak tumbuh pepohonan yang dapat menampung jenis gas berbahaya tersebut. Tapi bayangkan saja jika dilakukan pembakaran yang terus menerus dan sampah semakin banyak dihasilkan dari sekolah kita bahkan tumbuhanpun akan mati dan layu karena tidak dapat menahan semua jenis gas tersebut. Jadi ada baiknya jika kita melakukan metode pengolahan sampah dengan cara yang baik dan tidak mencemari lingkungan. Metode pengolahan sampah yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:

   1.      Metode pembuanagan

Metode pembuangan adalah salah satu metode paling populer dikalangan sekolah-sekolah dimana kita disarankan untuk membuang sampah-sampah tersebut kemudian menguburnya atau membuang sampah ke temapt penampungan sampah. Tetapi dilakukan dengan cara  yang tetap ramah terhadap lingkungan. Hal ini bukan semata-mata dilakukan dengan membuang sampah secara sembarangan yang sekolah kita biasa lakukan. Tetapi hal ini dilakukan dengan teknik yang akan memenuhi tujuan dari pengolahan sampah.

Metodenya adalah sebagai berikut:

  •          Mengumpulkan semua jenis sampah

  •          Memilah-milah sampah artinya apakah sampah tersebut jenis sampah organik atau anorganik.

  •          Mengumpulkan sampah organiknya saja seperti daunan dan menyisihkan sampah anorganik ke tempat yang telah disediakan

  •          Melubangi tanah

  •          Menuangkan sampah organik tersebut kedalam lubang tersebut

  •          Menimbun sampah tersebut dengan tanah

Setelah melakukan proses tersebut maka kita hanya perlu menunggu kira-kira 1 atau 2 bulan setelah mikroorganisme-mikroorganisme memprosesnya didalam tanah hasilnya kita dapat menggali kembali tanah tersebut dan sampah telah berubah menjadi  tanah yang hitam dan tentunya kaya akan unsur hara yang dapat kita gunakan untuk memupuk bunga atau pekarangan yang ada disekolah kita. Hal pengolahan ini telah memenuhi tujuan pengolahan sampah.



   2.      Metode 3-R

3-R yaitu singkatan dari Reuse, Reduce, dan Recycle.

Reuse belarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

Contoh: menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis, menggunakan botol bekas sebagai tempat pulpen, dan menggunakan e-mail untuk mengirim surat

Reduce belarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.

Contoh: Membeli produk dengan kemasan yang dapat di daur ulang, menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) misalnya alat tulis yang tintanya bisa diisi ulang kembali, menggunakan kedua sisi kertas untuk menulis, dan menghindari pembelian barang-barang yang menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar dan yang tidak perlu.

Recycle belarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk yang bermanfaat.

Contoh: Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, membuat karya seni atau kerajinan tangan dari sampah, mengolah sampah organik menjadi kompos.

Pengolahan sampah melalui 3-R diatas dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan tanpa biaya. Yang hanya dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita dalam melakukannya bahkan hasil dari pengolahan sampah melalui 3-R tersebut dapat menghasilkan keuntungan materi bagi kita yang melakukan karena dapat menjual hasil daur ulang kita. Dengan melakukan pengolahan sampah melalui 3-R tersebut penulis dapat menjamin sampah yang ada di sekolah akan dapat teratasi dan tujuan dari pengolahan sampah dapat tercapai.

   3.      Metode penghindaran dan pengurangan

Metode yang berikutnya adalah metode penghindaran dan pengurangan. Sebenarnya sampah yang ada di dunia ini secara umum dan sampah yang ada di sekolah kita secara spesifik tidak dapat dimusnahkan atau diatasi secara keseluruhan tapi dapat dihindari dan dikurangi dengan cara, metode atau langkah-langkah yang kita ingin lakukan. Sekarang intinya semuanya bergantung pada diri kita masing-masing mau kita bagaimanakan sampah tersebut. Yang terpenting kita memiliki usaha dalm mengatasinya. Dan salah satu cara yang paling simpel adalah dengan cara menghindari atau menguranginya. Yang terpenting kita tahu bagaimana cara agar zat sampah tersebut tidak terbentuk atau metode ini sering disebut dengan “penguangan sampah”. Contoh kongkrit yang dapat kita temui di lingkungan sekolah kita seperti:

  •          Menggunakan serbet untuk menghindari pemakaian sampah tissue yang penggunaanya sekali pakai

  •          Penggunaan kembali bekas pakai seperti buku lama yang digunakan sebagai buku buram, dan lain sebagainya.

Dari beberapa metode tersebut setidaknya kita sebagai anak didik SMA STTU Julu mampu dan akan melakukan salah satu atau keseluruhan dari beberapa metode tersebut agar kiranya tercipta sekolah yang indah, bebas dari sampah, dan sesuai dengan idaman kita.





BAB III

  A.   KESIMPULAN

Dari penjelasan dan pemaparan karya ilmiah tentang bahaya sampah di SMA STTU Julu diatas penulis dapat mengambil beberapa hal terpenting sebagai kesimpulan yaitu sebagai berikut:

    1.      Sampah adalah suatu  bahan  yang  terbuang  atau  dibuang  dari  sumber  hasil  aktivitas  manusia  maupun  proses  alam  yang  belum  memiliki  nilai  ekonomis

   2.      Bahaya sampah adalah barang-barang atau kotoran hasil aktivitas mahluk hidup yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup itu sendiri.

   3.      Sampah dapat dibedakan menjadi 3 bagaian besar yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan bercun dan berbahaya.

  4.      Bahaya sampah sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia atau mahluk hidup dan bagi lingkungan akan pencemaran yang berasal dari sampah.

   5.      Seluruh warga sekolah berperan dalam penanggulangan sampah termasuk kepala sekolah, guru, siswa, pemerintahan, dan orangtua siswa.

   6.      Pengendalian sampah di sekolah dilakukan dengan 4 cara yaitu

  •          Pahami atau kenali sampah, kurangi penggunaan sampah plastik, hemat kertas, dan hemat air.

  7.      Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaur-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah yang melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.

   8.      Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :

  •          Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis

  •          Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan    hidup.

   9.      Metode pengolahan sampah dibedakan atas 3 metode yaitu metode pembuangan, metode 3-R, metode penghindaran dan pengurangan.

   10.  Reuse belarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, Reduce belarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, dan Recycle belarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk yang bermanfaat.



   B.   SARAN

1.      Cara  pengendalian  sampah  yang  paling  sederhana  adalah  dengan  menumbuhkan  kesadaran  dari  dalam  diri  untuk  tidak  merusak  lingkungan  dengan  sampah.  Selain  itu  diperlukan  juga  control  sosial  budaya  sekolah atau tata aturan  untuk  lebih  menghargai  lingkungan,  walaupun  kadang  harus  dihadapkan  pada  masalah  tertentu.  Peraturan  yang  tegas  dari  sekolah  juga  sangat  diharapkan  karena  jika  tidak  maka  para  perusak  lingkungan  akan  terus  merusak  sumber  daya alam.

2. SMA Negeri 1 STTU Julu adalah SMA yang termasuk masih kecil dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Indonesia. Sudah sangat banyak sekolah yang menerapkan sitem pengolahan sampah karena mereka tahu bahaya sampah yang sesungguhnya. Ada baiknya jika kita menerapkan sistem yang sama dengan sekolah yang sudah di anggap maju tersebut agar kita tidak dipandang kecil lagi oleh sekolah lain.

3.  Sekolah yang baik adalah sekolah yang dapat mengharagi lingkungan sekolah itu sendiri. Jadi ada baiknya jika kita menetapkan pandangan tersebut terhadap sekolah kita karena tidak perlu otak bagus tanpa moral yang baik juga. Jadi mari kita tetap mengulurkan tangan untuk menjamin sekolah kita tetap dibanggakan atas kebersihannya.

4.  Kalimat mutiara yang mengatakan “Untuk mencapai kesuksesan 99% adalah dari usaha kita 1% sisanya dari otak kita”. Ini menjelasakan agar kita tidak terlalu merendahkan diri atas diri kita jangan terlalu berpikir hanya orang yang derajatnya tinggi saja yang bisa menghasilkan uang dari pengolahan sampah.  Apabila ada minat dan usaha kita yakinlah kita akan bisa melakukannya dan meraih kesuksesan itu.

5. Untuk mencapai kebersihan sekolah tanpa sampah seharusnya harus melibatkan seluruh warga sekolah agar PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dapat dijalankan oleh seluruh warga sekolah itu sendiri.

6. Untuk menjalankan metode atau langkah-langkah dalam kebersihan lingkungan, mari kita tetap tanamkan prinsip ‘Bersih Pangkal Sehat’ karena kesehatan lebih berharga dari segalanya. Disamping itu mari kita tetap kuatkan iman dan kepercayaan kita agar apa yang kita lakukan kiranya diberkati dan diridoi oleh Tuhan yang maha esa.







DAFTAR PUSTAKA

              Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah

Poerwadarminta, wjs. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka                                            

              Soekidjo, Notoatmodjo.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:

              Rineka Cipta

           

              Sumber :







Karangan Non Ilmiah

Pengertian Karangan Non Ilmiah

Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri – ciri Karangan Non Ilmiah:

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.

  • Fakta yang disimpulkan subyektif.

  •  Gaya bahasa konotatif dan populer.

  •  Tidak memuat hipotesis.

  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.

  • Bersifat imajinatif.

  •  Situasi di dramatisir.

  •  Bersifat persuasif.

  • Tanpa dukungan bukti.



Sifat Karangan Non Ilmiah:

Emotif  yaitu sedikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis.

Persuasif  yaitu cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca,

Diskriktif yaitu informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat Pribadi,

Kritik tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadang-kadang mendalam tanpa bukti, berprasanka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa

Macam-Macam Karya Non Ilmiah:

Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.

Dongeng : Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.

Novel : Bentuk sastra yang paling popular didunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunya unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.

Drama : Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, easi, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, cerpen, novel, hikayat, roman, puisi, dan naskah.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. P{ertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian(faktual objektif). Faktual Objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bhasa dalam melakukan pengklasifikasian.



Contoh Karangan Non Ilmiah:



SI MANIS JEMBATAN ANCOL

Film Si Manis Jembatan Ancol produksi tahun 1973 merupakan salah satu film cerita yang sudah melegenda di masyarakat.

Maria (Lenny Maria) dan John (Farouk Afero) seorang anak Kompeni yang merupakan anak buah blasteran Belanda Manado adalah sepasang kekasih. Maria yang seorang Melayu dan John meski seorang Belanda namun berkulit hitam. Bagi teman-teman John, Maria adalah seorang anak yang kampungan. Namun demikian banyak orang yang suka akan suara Maria sehingga dalam beberapa pesta Maria di undang untuk menghadirinya dan di daulat untuk menyanyi.

Namun sayang hubungan Maria dan John tidak di setujui oleh kedua orang tua mereka, sehingga untuk berpacaran mereka selalu melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Ayah John menginginkan kalau anaknya akan menikah dengan seorang Belanda juga bukan seorang inlander, demikian sebutan bagi warga pribumi oleh Belanda kala itu. Sementara itu ayah Maria yang sedang sakit Haji Acim (Mansyur Syah) juga demikian, ia menginginkan anaknya memiliki suami orang pribumi yang taat dan soleh.

Mengingat sakitnya yang kian parah, Haji Acim menyuruh Maria untuk mengenalkan pacarnya padanya. Maka segeralah Maria berangkat ke rumah John untuk mengajaknya kerumah, namun belum lagi masuk kedalam, Maria sudah di usir oleh ayah John yang mengatakan kalau ia tidak butuh babu. Maria sedih dan kecewa, ia pun pulang dengan menumpang Sado. Melihat kesedihan penumpangnya, maka supir Sado, Husin (Krisbiantoro) pun iseng-iseng menanyakan penyebabnya pada Maria. Setelah berhasil mengeluarkan uneg-unegnya, maka Husin pun akhirnya bersedia membantu Maria untuk berpura-pura menjadi pacar Maria yang akan di kenalkan pada Haji Acim yang sedang sakit keras. Maka datanglah Husin ke pada Haji Acim dan mengaku telah berpacaran selama 5 bulan. Selama itu pula Maria belum pernah mengenalkannya pada ayahnya.

Sementara itu, ketika Maria sedang mencuci pakaian di kali, John menyusulnya ke kali dan akan mencium Maria. Namun Maria menolaknya yang membuat John menjadi kesal. Sepulang dari mencuci, Maria sudah ditunggu oleh uwaknya di jalan, agar Maria segera menjemput Husin atas perintah Haji Acim ayahnya. Maria di buat bingung, namun agar tidak terjadi apa-apa maka Maria menuruti perintahnya dan segera menjemput Husin.

Setelah Maria dan Husin sampai di rumah, maka baru tahulah ia kalau keduanya akan di nikahkan, karena Haji Acim merasa waktunya sudah dekat walau ajal adalah urusan yang Maha Kuasa. Kali ini untuk menyenangkan orangtuanya lagi-lagi Maria meminta tolong kepada Husin agar ia mau menikahinya secara pura-pura dengan syarat setelah seminggu diceraikan dan tidak boleh tidur sekamar. Karena merasa sudah menolong, maka Husin pun setuju untuk menolong sekalian. Maria dan Husin pun di nikahkan di hadapan penghulu dan secara hokum pernikahan mereka pun sah.

Haji Acim pun senang dan sayang sekali kepada menantunya. Masalah lain timbul, setelah menikahi Maria, Husin mulai jatuh cinta pada Maria dan menuntut Maria untuk melayaninya sebagai suami istri, namun sayang Maria tidak rela begitu saja. Sehingga Husin pun menerima saja, dan tidak jadi melakukan hubungan suami istri.

*****

Di Jalan Husin bertemu dengan John yang sepedanya mogok, john menumpang pada Sado Husin dan minta di antarkan pada rumah Maria. Setelah sampai di rumah Maria, dengan siulan khasnya, John memanggil Maria untuk keluar. Maka bertemulah mereka berdua, dan akhirnya Maria berterus terang kalau dirinya sudah menikah pura-pura dengan Husin, namun Husin yang menguping tidak terima kalau ia menikah pura-pura, ia pun berterus terang pada John kalau pernikahanya adalah sah. John pun marah. Husin dan John berkelahi, sementara Maria lari kerumah setelah diberi pilihan oleh John untuk memilih ia atau Husin.

Akibat perkelahian dengan John, dampaknya Husin menjadi buronan Kompeni. Ia pun tertembak ketika sedang berlari menghindar dari Kompeni yang mencarinya, sementara itu Maria kabur dari rumah. Dalam proses melarikan diri, Maria di ganggu oleh orang jahat dan harta bendanya pun di rampas. Keesokan harinya, orang-orang di buat heboh atas ditemukannya seorang mayat wanita. Sementara itu atas kaburnya Maria, Husin berusaha mencarinya, dan menemukan orang yang merampas baju-baju Maria dan menjualnya di pasar. Husin pun membelinya dan membawannya kerumah Haji Acim. Akhirnya mereka yakin kalau mayat perempuan yang mengapung di kali adalah mayat Maria.

Setelah kematian Maria di kali Ancol, maka pada malam-malam tertentu Maria sering memunculkan diri yang membuat orang-orang pun takut.

*****

Maria si manis jembatan Ancol, atau ada juga yang mengenalnya Mariam, adalah sebuah legenda yang sampai saat ini masih menjadi misteri ceritanya.



Sumber:




METODE ILMIAH



Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah.

Metode ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).



Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).



Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)



Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah :

   1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.



    2. Untuk mengorganisasikan fakta.



  3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.



   4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.



   5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.



Langkah-langkah Metode Ilmiah :

1.      Perumusan masalah

Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.



2.      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis

Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.

Disusun secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor  empiris yang relefan dengan permasalahannya.



3.      Perumusan hipotesis

            Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.



4.      Pengujian hipotesis

Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.



5.      Penarikan kesimpulan

Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.





Secara umum metode penulisan ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:



Observasi Awal

Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.



  •          Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.

  •          Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.

  •          Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.





Mengidentifikasi masalah

Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?



  •          Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.

  •          Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.

  •          Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.





Merumuskan atau menyatakan hipotesis

Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.



  •          Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis

  •          Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen





Melakukan Eksperimen

Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.



Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.



  •          Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.

  •          Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.

  •          Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.

  •          Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.





Menyimpulkan Hasil Eksperimen

Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.



Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:



  •          Jangan ubah hipotesis

  •          Jangan abaikan hasil eksperimen

  •          Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai

  •          Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian

  •          Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.





LANGKAH-LANGKAH METODE PENULISAN  ILMIAH :

1.      Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.

2.      Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.

3.      Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.

4.      Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.

5.      Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.

6.      Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.

7.      Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.



Sumber :

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar