PENGERTIAN PENALARAN, DEDUKSI DAN
INDUKSI
1. Penalaran
Proses
bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik
untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan yang bertolak belakang dari
pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya
tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta,
informasi, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Proses
inilah yang disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau
tidak ilmiah.
Ada
dua jenis penalaran ilmiah atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penulisan ilmiah terbagi menjadi dua yaitu:
- Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah suatu metode berpikir dari hal yang bersifat khusus menjadi
bersifat umum.
Contoh penalaran induktif:
Harimau
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan.
- Penalaran Deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus,
Contoh penalaran deduktif:
- Laptop adalah barang elekronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
- DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Kesimpulan:
semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
2. Deduksi
Penalaran
deduktif proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap
yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Mudahnya
adalah mencari kebenaran dari hal-hal yang bersifat umum. Proses penalaran ini
disebut Deduksi.
Macam-macam
penalaran deduktif:
- Menggunakan silogisme
Silogisme
adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contoh:
Premis
mayor / premis umum: semua orang akan mati
Premis
minor / premis khusus : udi adalah orang
Konklusi
/ kesimpulan : udi akan mati
- Menggunakan entinem
Entinem
adalah penalaran deduksi secara langsung, premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh:
Ikan
memerlukan air
Di
gurun pasir tidak ada air
Digurun
pasir tidak mungkin ada ikan
3. Induksi
Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu
kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju
pada simpulan umum.
Macam-macam
penalaran induktif:
- Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum
untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup
ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengenmbangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistic, dan lain-lain.
Contoh:
Jika dibakar plastic akan meleleh,
Jika dibakar sedotan akan meleleh,
Jika dibakar ember akan meleleh,
Jika dibakar botol akan meleleh,
Jadi jika benda plastic dibakar akan meleleh
- Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh:
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti
kertas putih.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan
yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai
dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi didik dengan baik maka akan seperti kertas
yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.
Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat
menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar